Ami adalah seorang putri berusia 25 tahun yang kecewa terhadap kekasihnya dan dia tidak punya tempat untuk mengadu karena dia tidak cukup dekat dengan mamanya dan dia juga tidak memiliki sahabat di kantor. Ami memilih Self Harm sebagai pelampiasan rasa kecewa dan marah yang tidak mampu dia ungkapkan kepada orang lain sebagai teman bicara.
Ami is a 25 year old daughter who is
disappointed with her boyfriend and she has no place to complain because she is
not close enough to her mother and she also has no friends in the office. We
choose self-harm as an outlet for feelings of disappointment and anger that he
is unable to express to others as a conversation partner .
Benarkan sikap yang di ambil oleh Ami?...
Is it true that the attitude taken by Ami? ...
Tentu tidak, sebab saat ini banyak sekali
tempat atau komunitas buat Ami untuk berkeluh kesah, untuk berbagi agar Ami tidak perlu melakukan Self Harm. Mereka dengan senang hati akan membantu Ami mengatasi rasa kecewa
dan sakit hati yang sedang dia rasakan.
Of course not, because right now there are so
many places for Ami to complain, to share so that Ami doesn't have to do self
harm. They will gladly help Ami overcome the feelings of disappointment and
hurt she is feelingApa sih sebenarnya Self Harm itu?..
Self Harm adalah kecenderungan seseorang untuk
menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan atas ketidakmampuan seseorang dalam
mengatasi kekecewaan dan amarah yang sedang dia alami. Perilaku ini biasanya
dilakukan oleh beberapa orang untuk megatasi rasa tertekan dan luka emosional.
Self Harm is a person's tendency to hurt
himself as an outlet for one's inability to cope with the disappointment and
anger he is experiencing. This behavior is usually used by some people to deal
with stress and emotional pain
Contoh prilaku Self Harm adalah dengan
membenturkan kepala ke tembok, menyayat tubuh dengan pisau atau silet, bahkan
meminum minuman beracun. Sungguh sangat mengkhawatirkan, dan sesungguhnya
mereka sangat membutuhkan bantuan.
Examples of Self Harm behavior include banging
your head against a wall, slashing your body with a knife or razor, even
drinking poisonous drinks. It's really very worrying, and in fact they really
need help .
Mengapa
seseorang ingin melukai dirinya sendiri?..
Why would someone want to injure him self?
Hal itu dapat terjadi ketika seseorang
memiliki perasaan negatif yang menumpuk terlalu lama dan dia tidak tahu cara
meluapkannya, perasaan negative itu diantaranya adalah rasa kecewa serta
tertekan atas apa yang selama ini dia percayai ternyata hal itu tidak benar
adanya.
It can happen when a person has negative feelings that have accumulated in old behavior and he doesn't know how to vent them, these negative feelings include feeling disappointed and depressed over what he has believed so far turns out to be not true .
Saat dia melukai dirinya sendiri, dia merasa
bahwa luka hatinya dia salurkan pada rasa sakit akibat luka tersebut sehingga
dia merasa lebih tenang dan nyaman. Sungguh sangat menyedihkan bilamana kita
menjumpai mereka dan segeralah memberikan bantuan dengan cara mendengarkan
keluhannya. Kemudian bawa ke tenaga ahli yang dapat membantunya secara
profesional dan berkala bergantung dari tingkat Self Harm yang dia rasakan.
When he injured himself, he felt that his hurt
he was channeling to the pain of the wound so that he felt calmer and more
comfortable. It is very sad when we meet them and immediately provide
assistance by listening to their complaints. then take it to experts who can
help him professionally and periodically depending on the level of Self Harm.
Sulit untuk mendeteksi orang yang mengalami
ini sebab mereka juga tidak mau semua orang mengetahui apa yang dia rasakan.
Bahkan ada yang menggenggam lilin yang sedang menyala di telapak tangannya
sebagai pengalihan rasa sakit yang dia rasakan tanpa sepengetahuan orang lain.
it is difficult to detect the person
experiencing this because they also don't want everyone to know how he or she
is feeling. Some even held the burning candle in his palm as a diversion from
the pain he was feeling
Lalu bagaimana cara kita mengetahui bahwa
seseorang mengalami Self Harm?
Then how do we know that someone is
experiencing Self Harm?
Ada beberapa ciri umum yang bisa kita lakukan, diantaranya adalah
1. Ada luka berulang-ulang dibagian tubuh tertentu dengan pola yang sama
2. Selalu terlihat ada luka baru, seperti goresan, luka bakar dan sebagainya
3. Sering membawa atau menyimpan benda yang tak lazim dibawa seperti silet, cutter dan sejenisnya
4. Terkadang dia bersifat tertutup tetapi ada kalanya juga sangat ceria jadi bergantung tingkat kecenderungannya.
5. Wajahnya nampak tidak segar dan seperti memiliki beban yang sangat berat
6. Terkadang juga mengunggah postingan sedih
7.Terkadang emosi tidak stabil dan lebih suka menyendiri
baca juga: Kenali 13 Ciri Psikopat Yang wajib Kamu Ketahui
Verbal Bullying Dalam Hubungan Suami Istri
There are several general characteristics that
we can do, including:
1. There are repeated wounds on certain body
parts with the same pattern
2. Always visible there are new wounds, such
as scratches, burns and so on
3.often carry or keep unusual objects, such as
razors, cutters and the like.
4. Sometimes he is closed but sometimes he is
also very cheerful so it depends on the level of his tendency.
5. His face does not look fresh and seems to
have a very heavy burden
6.sometimes also upload sad posts
7. Sometimes emotions are unstable and prefer
to be alone
Mereka yang memiliki kecenderungan Self Harm
atau Self Injury sebaiknya menemui
tenaga ahli dan profesional agar bisa mengatasi dan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.
Those who have a tendency towards Self Harm or
Self Injury should meet with experts and professionals so they can solve and
solve the problems they are facing.
Salah satu upaya pencegahan diri dari Self
Harm adalah melakukan kegiatan positif seperti menekuni hobby atau berolah raga
seperti bertinju dengan samsak yang bisa di gantung di teras rumah untuk
melampiaskan rasa kecewa dan amarah.
One of the efforts to prevent Self Harm from
doing positive activities such as pursuing a hobby or doing sports such as
boxing with a punching bag that can be hung on the porch of the house to vent
feelings of disappointment and anger.
Atau bisa dengan melakukan jogging
mengelilingi komplek rumah agar bisa merasakan segarnya udara dan menghilangkan
rasa galau dengan melakukannya secara rutin pagi atau sore hari. Bahkan
sekarang banyak pula yang melakukan olahraga malam tetapi dengan catatan di
tempat yang aman.
Or you can do jogging around the house complex
so you can feel the fresh air and eliminate feelings of confusion by doing it
regularly in the morning or evening. Even now, many are doing night sports but
with a record in a safe place.
Sampai bertemu di artikel saya berikutnya
semoga bermanfaat..
See you in my next article, hope it is useful
Sungguh menyedihkan orang yang mengalami self harm. Selain dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas, lebih mendekatkan diri ke Tuhan bisa jadi lebih ampuh untuk mengatasi gangguan tersebut. Pendekatan spiritual pastinya dibarengi dengan kegiatan fisik yang rutin seperti yang dituliskan di atas. Semoga anak keturunan kita terhindar dari gangguan self harm. Amin
BalasHapusMaksudnya, sungguh menyedihkan
HapusSaya belum pernah menjumpai orang yang melakukan self harm begini nih, mbak. Tapi berharap semoga yang self harm dapat menemukan kegiatan yang bermanfaat dengan berkumpul bersama komunitas agar ada yang saling mengingatkan dan menguatkan. entunya mendekatkan diri pada Allah adalah pendekatan yang ampuh.
BalasHapusMasalah kesehatan mental ya, pelampiasannya ke self harm. Sungguh kepekaan lingkungan dibutuhkan...Orang tua, keluarga, teman, ...butuh kepedulian sehingga sebelum masuk ke tahap self harm,bisa dicegah tindakan buruk yang dilakukan penderitanya
BalasHapusArtikel yang lengkap, bilingual pula. Keren!
Kadang kala lingkungan sekitar juga harus peka ya melihat orang yang self harm kayak gini. Tapi itu memang nggak mudah sih. Apalagi kalau yang bersangkutan tipikal orang yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan mendalam.
BalasHapusPrihatin juga ya kalau ada seseorang yang kita kenal melakukan self harm. Orang-orang terdekat harus peka ya kalau ada masalah. Tapi seringnya pada sibuk, jadi engga perhatikan. Atau dianggap remeh, gitu aja lebay...Duuuh, semoga jangan...
BalasHapusBeberapa tahun yang silam, saat masih lajang, aku pernah berada di posisi ini, Mbak. Saat itu aku sendiri di perantauan, berjuang hidup untuk kuliah dan berkerja. Tekanan datang dari segala penjuru. Rekan kerja yang tidak suka melihat aku kerja sambil kuliah, perkerjaan yang sangat banyak tidak habis-habis, tugas kuliah, dosen yang tidak peduli, belum lagi masalah di tempat kos. Rasanya semua menumpuk di kepala, membuat stress, sampai terlintas di pikiran untuk loncat dari atap gedung. Tapi untungnya sekeping harapan masih ada di sudut hati. Antara impian dan keselamatan jiwa, aku memilih untuk tetap hidup dan melepaskan impianku. Alhamdulillah, sampai hari ini aku masih bernafas dengan hati yang lebih bahagia.
BalasHapusDuh, jadi curhat. Sorry ya, Mbak.
wah memang hal yg tersulit ya kalau ada di posisi spt itu, memang sejak dini kita hrs mendidik anak punya mental kuat
BalasHapus