Belle akhirnya jatuh cinta pada Beast, dan
penyihir pun membebaskan segala kutukan sehingga Beast bisa hidup normal dan
para pelayan menjadi hidup kembali serta ingatan para oenduduk desa pulih
kemudian Belle dan Beast hidup berbahagia. Padahal dimasa lalu Beast melakukan tindakan tidak menyenangkan pada Belle berupa penyanderaan terhadap Belle.
Sepenggal sinopsis akhir cerita Beauty and the
Beast yang tayang pada tahun 2017 lalu pasti masih ada di benak kita, para
pengemar Waltz Disney. Gambaran kisah Belle ini adalah sebuah kisah tentang
Stockholm Syndrome yang diperkenalkan oleh seorang kriminolog Niels Bejerot asal
Swedia pada tahun 1973.
Saat itu terjadi perampokan disertai
penyanderaan selama 6 hari dan ternyata para sandera ada yamg membela perampok
bahkan jatuh cinta pada para perampok. Wow.. sulit dipercaya!
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Stockholm Syndrome ini terjadi karena akibat kecemasan yang luar biasa oleh para korban. Ada beberapa faktor yang mendasari Stockholm Syndrome ini yaitu, para penculik beserta korban penculikan berada dalam ruang yang sama dan dalam tekanan yang sama.dan ituasi tersebut berlangsung selama beberapa hari dan bahkan lebih. Para pelaku penculikan memperlakukan korban dengan baik, atau menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat melukai korban, pada kasus ini Stockholm Syndrome mempermudah para korban untuk mengatasi stress yang berlebihan akibat penyanderaan.
baca juga : Kenali 13 Ciri Psikopat Yang Wajib Kamu Ketahui
1. Mudah kaget
2. Gelisah
3. Mimpi buruk
4. Sulit tidur
5. Sulit berkonsentrasi
6. Sulit percaya
7.. Merasa tidak ada dalam kenyataan
8. Selalu mengenang masa-masa trauma (flashback)
9. Tidak lagi mampu mengenang pengalaman sebelumnya
10. Menunjukkan kekaguman pada penyandera
11. Menolak penyelamatan dari pihak berwajib
12. Membela penyandera.
13. Bersikap baik pada penyandera dan menyenangkan penyandera
14. Menolak memberikan kesaksian atas kejahatan penyandera
15. Tidak melakukan usaha untuk melarikan diri.
baca juga : Verbal Bullying Dalam Hubungan Suami Istri
Bagaimana cara menanggani Stockholm Syndrome?
Menggunakan pola cara mengatasi traumatik pada
korban selama penculikan atau penyanderaan.Tidak ada pengobatan secara khusus
bagi penderita Stockholm Syndrome hanya dengan obat-obatan anti kecemasan.
Adapula terapi keluarga, dimana para korban
diminta untuk terbuka berbicara dengan semua anggota keluarga agar mereka juga
bisa membantu korban dengan cara terbaik.
baca juga: Mengenal Self Harm Lebih Dekat
Pencegahan
Saat ini belum ada upaya pencegahan, namun
sewajarnya bila kita pernah mengalami kejadian seperti penyanderaan pastinya kita
akan segera minta pendampingan oleh seorang psikolog untuk mencegah adanya rasa
traumatik yang tanpa kita sadari.
Demikian ulasan saya tentang Stockholm
Syndrome, semoga bermanfaat dan sampai bertemu pada artikel saya selanjutnya.
Bye!
Baru tahu apa sebenernya Stockholm Syndrome, selama ini cuma denger istilahnya aja, karena ada beberapa lagu dengan judul yang sama.
BalasHapusBeneran baru tahu aku kalau ada syndrome ini mbak. Thanks for sharing.
BalasHapusStocholm Syndrome ternyata efeknya juga mengerikan.
BalasHapusBaru tahu kalau ada jenis sindrom seperti ini. Makasih banyak infonya mbak, sangat bermanfaat.
BalasHapusAda kejadian sesungguhnya dan dibuat filmnya, kalau ga salah ya. Seorang gadis diculik, eh...malah kerjasama ama penculiknya berbuat kejahatan. Waduh berat juga ya mengembalikan ke kondisi normal.
BalasHapusSaya penggemar cerita beauty and the beast. Baru tahu ternyata syndrom di Belle itu ada treatment khususnya. Nice info nih
BalasHapusSaya penggemar cerita beauty and the beast. Baru tahu ternyata syndrom di Belle itu ada treatment khususnya. Nice info nih (Dewi Apriliana)
BalasHapusSorry komen agak error', baru ganti hape hehe jadi agak kagok
Aku belum pernah denger tentang Stockholm Syndrome, cuma kisah penculikan yang menyisakan trauma gini memang banyak. Ada juga penculik yang malah jatuh cinta dengan orang yang diculik karena hidup bersama selama belasan tahun. Pas suatu ketika kasus penculikan terungkap, kemudian penculiknya ini masuk penjara, korban penculikan justru depresi karena merasa kehilangan. Aneh-aneh saja dunia ini. Semua bisa terjadi.
BalasHapusInformasi yang bagus banget, saya baru tahu juga ada sindrom seperti itu. Keren mba ulasannya.
BalasHapusWah, saya baru tau tentang stockhom sydrome ini. Situasi yang serba mencemaskan dan dilalui bersama-sama justru menimbulkan rasa kebersamaan ya. Aneh tapi benar-benar terjadi hal yang seperti itu.
BalasHapusMashaAllah mungkin saya berada di antara itu ya mbak terima kasih buat pencerahannya
BalasHapus